Liberalisme Moral Pemuda Masa Kini
Oleh : Muhammad
Muliya Al-Amien
Pemuda
adalah generasi penerus bangsa ini, kalimat seperti itu sering kita dengar
dengan familier ditelinga kita. Karena sudah jelas yang akan meneruskan
kelanjutan dan kelestarian bangsa ini adalah generasi berikutnya yaitu generasi
muda. Pemuda adalah sosok yang fungsional dibangsa ini. Contohnya para pemuda bangsa
ini mempunyai andil besar dalam kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) pada tanggal 17 Agustus 1945, pada waktu itu para pemuda dengan semangat
juang yang membara mendesak para orang tua atau para pemimpin negara agar
mempercepat proses kemerdekaan Indonesia hingga akhirnya Indonesia merdeka.
Sifat pantang menyerah dan tak kenal lelah dalam berjuang adalah sosok sifat yang identik dengan para pemuda.
Disamping itu pemuda yang dahulu dikenal mempunyai moralitas yang baik dalam
kehidupannya, serta sifat yang kritis pada keadaan sekitar, dan sikap persatuan
yang kuat membuat pemuda menjadi sosok yang berbahaya bagi dizaman penjajahan.
Sehingga dengan moralitas baik dan
rasa persatuan yang tinggi, para pemuda Indonesia membuat sumpah yang dinamakan
sumpah pemuda Indonesia yang diikrarkan pada tanggal 29 Oktober 1928. Para
pemuda pada zaman itu sangat dikenal karena sifat mereka yang pantang menyerah
demi kesatuan bangsa ini. Seiringan berkembangnya zaman sifat dan perilaku para
pemuda Indonesia, banyak mengalami perubahan karena derasnya arus globalisasi.
Dampaknya beragam ada yang postif dan ada juga yang negatif .Tetapi yang paling
besar mengalami perubahan adalah jati diri atau moralitas serta akhlak para
pemuda Indonesia yang makin hari mulai terkikis. Sosok pemuda yang dikenal
mempunyai moralitas serta akhlak yang baik yang menjadi jati diri pemuda
Indonesia zaman dulu mulai berubah. Krisis moralitas serta akhlak pemuda
sepertinya mudah dijumpai dimana-mana. Contohnya seorang pemuda saat ini tidak
peka terhadap lingkungannya, misalnya ketika seorang pemuda berada ditempat
umum yang banyak orang seperti halte.
Kecenderungan
pemuda menunggu bus dengan menggunakan headphone
yang ditempelkan dikuping untuk mendengarkan lagu, atau malah sibuk bermain
dengan handphone kesayangannya. Tidak
seperti pemuda zaman dahulu yang saat bertemu dengan orang lain yang tidak
dikenalnya sekalipun bertegur sapa dan berbicara sebagai teman dalam perjalanan
atau tempat umum. Contoh lainnya banyak para pemuda khususnya yang berada di
lingkungan perkotaan yang jarang maupun tidak pernah mengikuti kerjabakti
dikampungnya karena alasan yang beragam, sosok pemuda yang semangat dan senang
bergotong royong telah hilang, dan diganti sifat malas dan memikirkan dirinya
sendiri. Para pemuda yang dulunya paling semangat berkarya dan menghidupkan
kampungnya dengan berbagai kegiatan, sekarang banyak ditemukan pemuda yang
malas dan mengalihkan kegiatannya di warnet/game-net. Apalagi ada sebagian pemuda yang
menghabiskan waktunya hanya untuk nongkrong,pacaran,dan bersenang-senang
dimall. Kebiasaan – kebiasaan ini berkontradiksi
dengan sikap para pemuda sebelum Indonesia merdeka, yang berjuang
mati-matian dan tidak malas untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
Sebagian
para pemuda yang terbawa oleh arus globalisasi yang negatif cenderung individualis dan bersifat hedonisme , karena pengaruh budaya barat
yang liberal atau serba bebas telah secara tidak langsung menjadi penjajah baru
didalam moral dan pola pikir para pemuda di Indonesia. Sikap atau moral yang
menjadi jati diri para pemuda Indonesia yang dikenal ramah, sopan, dan santun
seolah-olah mulai sirna karena kuatnya budaya barat yang masuk bebas di
Indonesia. Apalagi dengan adanya media cetak dan elektronik terutama penggunaan
media intenet untuk mengeksplorasi
atau membuka informasi apa saja tanpa batasan umur atau tingkat kedewasaan. Terlebih
lagi para pemuda di Indonesia saat ini banyak diberikan tayangan yang tidak bermutu dan mendidik, seperti
tayangan gosip, sinetron, maupun acara musik yang menyuguhkan
kemewahan-kemewahan,dan gosip dan sinetron yang menyuguhkan kata-kata tabu
seperi kata cerai dan kata kasar lainnya . Keadaan ini semakin memperparah
moralitas para pemuda Indonesia yang terbawa ke arus globalisasi negatif . Banyak
contoh – contoh perubahan moralitas baik para pemuda Indonesia yang sangat
memperhatinkan kita semua. Seharusnya Pemuda adalah sosok yang generasi penerus
yang dapat memajukan Indonesia lebih baik jika para pemudanya mempunyai
moralitas yang baik.
Presiden
pertama Indonesia Ir. Soekarno pernah berpidato tentang seberapa tangguhnya
pemuda Indonesia yang berbunyi “Kumpulkan
aku seratus orang tua maka akan aku cabut gunung Krakatau dari akarnya, dan
kumpulkanlah aku sepuluh pemuda maka akan kuguncangkan dunia”. Kutipan
pidato presiden Soekarno itu jelas menjelaskan bahwa betapa kuatnya pemuda
sebagai kekuatan utama yang merubah bangsa ini, tetapi jika mempunyai semangat
dan moral yang baik. Tetapi mungkin sekarang berbeda jika sepuluh pemuda
berkumpul akan membuat grup boyband/girlband
dengan tampilan yang menyuguhkan hedonis serta komsumtif.
Kondisi
yang sangat memperhatinkan ini akan terus berlanjut jika para pemuda kita tidak
dikontrol dan diawasi oleh orang tua maupun pemerintah yang bertanggung jawab
penuh atas masuk dan derasnya pengaruh negatif dari globalisasi. Sehingga
generasi penerus bangsa ini dapat mempunyai moralitas yang baik, menguatkan
jati diri bangsa, melestarikan budaya serta dapat menjadi para pemimpin bangsa
dimasa depan yang dapat merubah bangsa Indonesia menjadi bangsa maju, adil ,
dan sejahtera sesuai dengan cita-cita luhur Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1 komentar:
Merdeka :D
Posting Komentar